UNI EROPA AKAN SEGERA CABUT BANTUAN KE SEJUMLAH NEGARA| Rencana Ini, Yang Akan Diterapkan Mulai 2014.

Friday

Cara Tepat Berjualan Online dan Beromset Ratusan Juta Per Bulan!
AKHIRNYA SAYA BERHENTI KERJA!


UNI EROPA AKAN SEGERA CABUT BANTUAN KE SEJUMLAH NEGARA| Rencana Ini, Yang Akan Diterapkan Mulai 2014. Uni Eropa berencana menghentikan bantuan pembangunan ke belasan negara berkembang. Rencana ini, yang akan diterapkan mulai 2014, juga berlaku bagi Indonesia dan negara-negara lain yang belakangan ini menikmati perkembangan ekonomi yang pesat. Keputusan itu diambil dalam pertemuan pimpinan Komisi Eropa di Brussels, 7 Desember 2011, atau sehari sebelum dimulainya Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa di kota yang sama. KTT itu sangat menentukan bagi masa depan ekonomi Eropa, yang dilanda sejumlah krisis utang dan defisit anggaran di sejumlah negara. Lihat

IRAN BUKTIKAN KEBERADAAN PESAWAT MATA-MATA AS| Pihak AS Mengakui Mereka Kehilangan Satu Pesawat Tak Berawak Itu. dan TOYOTA SUKSES LUNCURKAN AVANZA VELOZ| Toyota Di Indonesia Ini Dibandrol Mulai Rp144 Juta Sampai Rp180,2 Juta On The Road Jakarta.
Mulai dari negara-negara utama Uni Eropa, seperti Jerman, Inggris, dan Prancis hingga para anggota lapis kedua, seperti Yunani, Spanyol, Italia, dan lain-lain dalam beberapa tahun terakhir harus menerapkan program penghematan anggaran, baik skala kecil maupun skala besar. Pada akhirnya ini berdampak bagi program-program eksternal Uni Eropa.

Menurut harian The Financial Times, sejumlah negara yang terkena dampaknya adalah Argentina, Peru, Kolombia, Malaysia, Indonesia, Brazil, China, India, Thailand dan lain-lain. Rencana ini muncul di tengah krisis keuangan yang melanda banyak negara Eropa, namun Uni Eropa menyatakan bahwa keputusan itu terkait dengan rencana mereka untuk lebih banyak membantu negara-negara yang masih miskin.

Sebagai badan eksekutif kebijakan-kebijakan Uni Eropa, Komisi Eropa dalam pertemuan Rabu waktu setempat menyatakan bahwa keputusan itu juga mempertimbangkan ekonomi sejumlah negara yang selama ini menerima bantuan mereka telah menunjukkan kemajuan yang pesat.
Mereka, bagi Uni Eropa, tidak lagi dianggap sebagai penerima bantuan, namun sudah lebih dilihat sebagai mitra sehingga perlu dibentuk suatu "kemitraan baru."

Perubahan kebijakan bantuan pembangunan UE itu diumumkan oleh Ketua Komisi Eropa bidang Pembangunan, Andris Piebalgs. "Proposal ini memastikan perubahan hubungan kami dengan sejumlah negara berkembang ke arah kemitraan yang berdasarkan kepentingan bersama ketimbang pada kerjasama pembangunan," demikian pernyataan tertulis Piebalgs.

"Negara-negara seperti China, India, Brazil, Argentina, yang merupakan negara-negara berpendapatan menengah ke atas atau negara-negara yang tingkat produk domestik bruto (GDP) mereka mewakili lebih dari satu persen dari GDP global, kini mampu menunjang pembangunan mereka secara mandiri dan bantuan kami tidak lagi memiliki pengaruh besar bagi pembangunan mereka," lanjut Piebalgs, yang dimuat di laman IEWY.

Bahkan, negara-negara penerima bantuan seperti China dan Brazil belakangan ini lebih dilihat sebagai calon penyelamat bagi krisis keuangan di Eropa karena memiliki devisa yang besar.

Menurut kantor berita Reuters, didukung surplus perdagangan dan aliran modal yang melimpah, China kini telah memiliki cadangan devisa asing sebesar US$3,2 triliun. Itu jumlah terbesar di dunia. Kalangan pengamat yakin seperempat dari total devisa asing China itu berupa aset-aset dari Eropa, termasuk pembelian obligasi terbitan EFSF (Fasilitas Penstabilan Keuangan Eropa).

Itulah sebabnya kalangan pasar keuangan hingga para pejabat Eropa berharap China dapat berkiprah untuk menyelamatkan mereka dari krisis dengan membeli lebih banyak lagi obligasi dari EFSF, badan bentukan Uni Eropa yang bertugas mencari dana untuk pembiayaan pinjaman darurat (bailout) bagi negara-negara anggota pengguna mata uang euro yang bermasalah.

Sejumlah negara berkembang selama ini menikmati bantuan pembangunan dari Uni Eropa. Untuk periode tujuh tahun hingga 2013, India menerima 365 juta euro, sedangkan Indonesia 423 juta euro. Proyek-proyek di China dan Brazil masing-masing menerima 170 juta euro dan 60 juta euro. Namun untuk periode 2014-2020 semua aliran dana ke negara-negara itu akan dihentikan.

Thomas Klau dari Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri menilai keputusan itu pertanda bahwa Eropa mulai berhemat anggaran dan di saat yang sama sejumlah negara berkembang justru menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Menurut harian The Economic Times, Uni Eropa selama ini merupakan donatur terbesar di dunia. Beranggotakan 27 negara, Uni Eropa memberi sumbangsih atas 50 persen dari bantuan mancanegara. Tahun lalu, Uni Eropa mengucurkan bantuan 53,8 miliar euro (US$72 miliar). Komisi Eropa menangani 20 persen dari bantuan itu, yaitu sebesar 11 miliar euro.
Kesenjangan pendapatan
Komisi Eropa belum membicarakan lebih lanjut mengenai pelaksanaan penghentian bantuan itu dan juga belum mengkaji konsekuensinya. Namun, kalangan kelompok pemberi bantuan keberatan dengan rencana Uni Eropa itu. Mereka menilai bahwa Uni Eropa jangan langsung terfokus pada indikator-indikator ekonomi makro sejumlah negara berkembang yang akan mengalami penghentian bantuan.

Di atas kertas, negara-negara berkembang itu mengalami peningkatan ekonomi yang pesat. Namun, situasi itu masih belum diimbangi oleh meratanya kesejahteraan semua rakyat di negara-negara yang bersangkutan.

"Ketergantungan yang besar atas data ekonomi makro dapat mengesampingkan realita kemiskinan dan ketidakadilan di negara-negara yang bersangkutan," kata Sarah Kristine Johansen dari lembaga CONCORD.

"Bantuan jangan hanya dilihat sebagai instrumen bagi kepentingan-kepentingan strategis Uni Eropa. Ini menyangkit uang publik yang telah disisihkan untuk pengentasan kemiskinan," lanjut Johansen yang dikutip The Economic Times. CONCORD merupakan konfederasi badan-badan bantuan Eropa.

Kaum miskin justru masih berjumlah besar dan tata pemerintahan di negara-negara berkembang itu masih belum dikelola dengan baik, bahkan masih bermasalah dengan korupsi. Kalangan lembaga itu khawatir bahwa kesenjangan sosial akan makin besar bila bantuan pembangunan dari pihak luar, seperti dari Uni Eropa, dihentikan.

Detiknews.com

UNI EROPA AKAN SEGERA CABUT BANTUAN KE SEJUMLAH NEGARA| Rencana Ini, Yang Akan Diterapkan Mulai 2014. Sebab Penarikan Bantuan Uni Eropa. Foto KTT Uni Eropa. Akibat Dari Peryataan Uni Eropa Atas Pencabutan Dana Ke Sejumlah Negara Berkembang.
Baju Muslim Murah Berkualitas
Get paid To Promote at any Location

Read more...

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Blog Archive

Popular Posts

  © Blogger template by Ourblogtemplates.com 2011-2012

Back to TOP